mazmur 6.
Tuhan, please, tolong akuu! sekarang juga!
HASIL RENUNGAN.
tue, 17 dec 2024.
highlight.
psalm 6:4 (ESV)
turn, O Lord, deliver my life;
save me for the sake of your steadfast love.
reflection.
“TUHAAANN TOLOONGGG PLEASEEE 😭”
aku ngga tau udah berapa kali aku doa kayak gini. i mean, nda salah doa kayak gini. it is a good prayer. nunjukin how desperate i am, and how i know i need God to get me out of this sucky situation.
aku keinget masa-masa gelapku jalan sama pacar yang abusive (nda, aku nda mau sebut siapa. karna aku udah maafin).
back then, i was stuck in it.
ideologiku ngomong, “mengasihi artinya harus ngertiin dia dan maafin dia, apapun salahnya.”
sementara badanku, udah remuk, and this is putting it lightly. and not to mention, permanently scarred.
sebanyak apapun aku doa, aku cuma punya satu harapan, aku pengen doi berubah supaya aku bisa punya my perfect relationship.
sosok yang bisa ngertiin aku, bahkan dalam semua kesalahanku.
sosok yang nda ngejudge salahku, tapi temenin aku di journey ini.
sosok yang selalu ada buat aku, sampe aku ngga pernah ngerasa sendiri lagi.
not so victim after-all, huh?
di balik itu, aku maunya kenyamananku yang diutamain. aku sakit, aku terluka, aku diobjekkan. aku butuh bebas, sekarang! aku maunya sekarang!
sementara di mazmur 6 ini, Daud juga minta tolong.
di baris pertama Daud menjerit:
“turn, O Lord, deliver my life.”
dia mohon Tuhan untuk liat Daud, “ayo Tuhan! liat penderitaanku! angkat aku dari bahaya ini!”
dan di baris kedua Daud jelasin, kenapa dia minta tolong:
“save me for the sake of your steadfast love.”
lho bentar. bukan demi dirinya sendiri ta?
buat apa minta tolong demi pribadi yang nolong itu sendiri?
yess di sini aku tertohok sama cara Daud doa, kontras dari contoh Daud, aku doa untuk kepuasanku sendiri. supaya aku enak.
bahkan ironinya aku sendiri yang naruh diriku di posisi ini. sudah tau doi nda bener, kok diterusin. tapi kok bisa-bisanya demand ke Tuhan, “tolong aku, sekarang juga!”
lebih penting agendanya Tuhan atau agendaku?
lebih penting timingnya Tuhan atau timingku?
lebih diutamain caranya Tuhan atau caraku?
emang caranya Tuhan gimana?
gospel connection.
puji Tuhan! cara-Nya yang terbaik. soalnya ngga cuma keluarin aku dari situasi sulit itu, tapi juga hidupin lagi rohku yang udah mati (ef. 2:1).
problemku itu kedegilan hatiku sendiri, yang masih berharap doi bisa jadi pacar sempurna buat aku, yang bisa penuhi kebutuhanku untuk dikasihi.
tapi Kristus dalam kemuliaan-Nya yang gemilang, ngga anggep kemuliaan itu sebagai milik yang harus dipertahankan. tapi Dia turun kedunia untuk selametin aku (fil. 2:6-8). selametin aku dari relationship yang toxic ini.
bahkan lebih dari itu, Dia juga selametin aku dari hati yang degil ini. hati yang berusaha cari perfect relationship untuk penuhi kebutuhan kasihku. bahkan memberikan diri-Nya sendiri, providing me with the perfect relationship i’m looking for.
sosok yang bisa ngertiin aku, bahkan dalam semua kesalahanku.
sosok yang nda ngejudge salahku, tapi temenin aku di journey ini.
sosok yang selalu ada buat aku, sampe aku ngga pernah ngerasa sendiri lagi.
ternyata pribadi Tuhan yang selama ini aku damba-dambain. yang ngga aku temuin di pribadi pacarku (waktu itu).
rom. 5:11 (ESV)
more than that, we also rejoice in God through our Lord Jesus Christ, through whom we have now received reconciliation.
karna pengorbanan Kristus kita didamaikan dengan Allah. siapa sih Allah itu?
sosok yang bukan liat kesalahanku. yang dari kejauhan liat aku pulang, lari, ciumi, dan peluk aku. kasi aku baju mewah dan cincin, tanda aku ini milik-Nya, tanda statusku dipulihkan. bahkan dipestakan semeriah mungkin.
ini pribadi yang didamaikan dengan kita, oleh Kristus. lewat pengorbanannya yang penuh derita, sakit, dan malu. Kristus rela ditolak Bapa, supaya aku dan kamu bisa diperdamaikan dengan Bapa (luk. 15:11–32).
dan karna ini, hari ini kita bisa berdoa.
“save me for the sake of your steadfast love.”
... and that is,
the beauty of the gospel.
soli deo gloria.